Sabtu, 11 Mei 2013
DIGITAL
Masih dengan topik Parabola dan LNB, mungkin anda terpikir ingin tau cara menggabung 2 buah LNB dengan band berbeda, contoh LNB C Band digabung dengan LNB Ku Band dalam satu fokus, maksudnya LNB Ku Band nantinya akan disatukan atau dimodifikasi menjadi LNB Combo, tahu arti combo ? maksudnya adalah All in one. Caranya sebagai berikut, namun ini dapat anda praktekkan untuk LNB anda yang lagi tidak digunakan, buat iseng aja (jgn terlalu serius) soalnya saya juga belum mencoba, maksudnya jangan dulu beli yang baru karena terlalu antusias membangun proyek Combo ini, dikhawatirkan ntar malah pusing, sudah keluar uang banyak taunya ga berhasil untuk setting nya, hehe..
1. Siapkan LNB Ku Band bekas yang tak terpakai namun masih baik.
2. Siapkan pula LNB C Band tak terpakai dan masih baik pula.
3. Persiapkan Gergaji kecil atau bor listrik buat lobangin LNB C Band anda.
4. Persiapkan alat perekat/penyambung misalnya Lem Campur Epoksi atau sejenisnya.
5. Split LNB 2 in 1 buat mengabung kabel LNB
Caranya :
Buatlah lobang di kepala LNB C Band anda yang besarnya disesuaikan dengan kepala LNB Ku Band anda (maksudnya diameternya disesuaikan setelah Kepala Ku Band nya dilepas terlebih dahulu)
Perhatikan isi dalem dikedua LNB tadi, perhatikan posisi jarum, pada saat pemasangan / Penempelan LNB Ku band di atas kepala C Band, buatlah batang penyangga yang terlihat melintang di dalam LNB sejajar dengan LNB satunya, ingat jarum jarum diusahakan jangan saling menyentuh dan harus saling jajar (Sejajar Vertikal dan horizontalnya) dan jika memungkinkan atur jarak LNB (isi dalamnya) sedekat mungkin sehingga penerimaan pantulan pada fokus relatif sama.
Kemudian lem atau rekatkan dengan kuat kedua LNB tadi, untuk pemasangan pada bracket tidak berbeda dengan pemasangan LNB C Band yang biasa dilakukan.
Kemudian Pasang Kabel kabelnya dan satukanlah kedua kabel menggunakan split LNB dan keluaran kabel satunya sudah pasti buat receiver.
Catatan :
utk menggabungkan 2 lnb tersebut gunakan diseqc switch/ Split 2×1 (2 input lnb 1 output utk ke rec) atau 4×1 (4 input lnb 1 output utk ke rec)
cara setting Receivernya : LNB C Band diatur dengan diseqc port 1 sedangkan LNB Ku Band diseqc port 2
Oceeeehhh biar ga bengong coba saja langsung di praktekkan. moga sukses.
Perlu diingat : posisi konektor kabel pada LNB Ku Band adalah kearah Utara (maksudnya saya juga ga ngerti mengapa demikian kemungkinan besar dengan posisi tersebut kita mendapat polarisasi yang sama dengan polarisasi LNB C Band). Sedangkan untuk LNB C-band pastikan posisi 0 derajat LNB yang tadinya berada di bagian atas LNB (yang sudah dibuang), dapat anda tandai supaya tidak lupa posisi 0 derajatnya (yang nanti akan digunakan utk menentukan posisi arah barat atau timur)
Sabtu, 04 Mei 2013
PROTEK/SENSOR PADA TV SHARP
Seingat penulis, sejak dulu, produk-produk tv sharp dilengkapi dengan sistem proteksi. Jika ditemukan kejanggalan/ketidaknormalan, tv akan protek dengan sendirinya (untuk keamanan perangkat/user). Dan sekarang ini, hampir semua tv ber-merk juga menggunakan sistem proteksi. Tetapi jika dibandingkan dengan proteksi kepunyaan tv sharp, nggak ada tandingannya. Oleh sebab itu, penulis tidak heran jika tv sharp menjadi momok bagi bengkel tv.
Hampir semua bagian/blok tv sharp dilengkapi dengan sensor protek dengan jenis dan metode yang berbeda-beda, antara lain :
- Sensor Tegangan : v heater, B+ 115V, B+ vertikal, 12/16V dan tegangan-tegangan lainnya. Proteksi tegangan terdiri dari OverVoltage dan NoVoltage. Komponen yang dipakai untuk sensor tegangan biasanya menggunakan dioda (zener/dioda biasa--1N4148).
- Sensor Output/input blok: output vertikal (Vertical Guard), H sync, dll. TV akan protek jika tidak ada output/signal atau tegangan output dalam bentuk DC.
- Sensor Sync: walaupun jarang, proteksi ini biasanya sudah masuk di dalam IC jungle/chroma.
- X-ray protection: menyensor tegangan ABL, berfungsi guna menyensor tegangan HV (karena ABL adalah minusnya HV).
- dan yang terbaru, proteksi data digital. Karena rangkaian didesain sekompak/seringkas mungkin (dijadikan dalam 1 chip), maka sistem proteksi juga dimasukkan ke dalam IC tersebut. IC-ic tersebut akan mengirimkan data ke IC-program jika sistem (dalam ic tersebut) ada yang tidak beres, kemudian ic program akan memproteksi/mematikan perangkat tv.
BOOT UP DAN SELF TEST
Penulis akan mencoba menjelaskan urutan BootUp. BootUp adalah tahap-tahap beroperasinya tv, dari mati hingga beroperasi secara normal. Jangan heran jika sasis tv sharp yang memakai TDA93xx munculnya gambar agak lama...., karena ic programnya muter-muter dulu (kerennya SelfTest).
Tahap-tahap self test (mohon koreksinya) sebagai berikut :
- Regulator beroperasi dengan baik--> adanya tegangan standby (3,3V), osilator kristal pada ic-program bekerja untuk memberi denyut/clock ic program.
- Program reset, reset dikontrol oleh IC reset (PST573, pada goldstar/merk lain KIA70) , pada pin 60.
- Setelah reset, program meload/membaca EEPROM (mengambil data servis). Jika gagal membaca/load --> protek.
- Setelah membaca EEPROM, program akan mencoba untuk menghidupkan tv (power on), diawali dengan menghidupkan regulator ke posisi ON (B+ 115V penuh), diikuti dengan beroperasinya osc jungle (horisontal dan vertikal). Untuk sementara, sinyal video dalam keadaan MUTE.
- Setelah trafo flyback bekerja, ic program (dengan bantuan zener, dioda-dioda), menyensor/mengecek tegangan-tegangan vital. Jika ditemukan ketidaknormalan, tv akan protek.
- Proses pengecekan tegangan diikuti oleh pengecekan input/output amplifikasi (vertical out, X-ray, dll).
- Tahap berikutnya adalah pengecekan sinyal/sync, sinyal video dimasukkan dan diproses (saat ini, output ke tabung/video drive masih di MUTE --> belum ada gambar/raster), tujuannya adalah mendeteksi dan memastikan bahwa osc hor dan vert tersinkronisasi oleh video/raster. Jika sync gagal, tv akan protek.
- Pengecekan digital/data servis. Sebelumnya, tv dinyalakan berdasarkan setting yang tersimpan dalam data servis (EEPROM), jika data tidak bisa diset, tv akan protek. misalnya. pada data NICAM diset pada 1 (NICAM=1) padahal pada rangkaian/tv tidak terdapat rangkaian NICAM, tv akan protek. Tahap ini adalah tahap pengecekan data digital (internal).
- Pengecekan digital eksternal (peripheral, diluar IC), program akan mengecek keberadaan peripheral/alat2 tambahan diluar IC melalui bus data (SDA dan SCL, menggunakan protokol I2C), kemudian mengeset peralatan-peralatan tersebut dengan data sesuai yang tersimpan dalam EEPROM. Pada sharp Wonder, peripheral/peralatan luar antara lain: Tuner (PLL), AN5891K (SoundProcessor) dan M52797SP (AV switch), jika komunikasi ke/dari perangkat2 luar tersebut gagal/terganggu, tv akan protek.
- Setelah semuanya beres, sinyal video di UNMUTE (ditampilkan).
- Selama beroperasi, ic program selalu memonitor semua pintu proteksi.
Untuk tahap 5 dan 6 diatas, menggunakan pin protek yaitu pin 8 (normalnya sekita 3,2v) pada IX3386 dan IX3410.
KODE KEDIP
Untuk mengetahui dimanakah error/protek tersebut terjadi, pabrik sharp melengkapi produk tvnya dengan kode kedip. Kode kedip bisa diketahui dari panjang/pendeknya dan jumlah kedipan lampu LED indikator. Daripada pusing mengukur panjang/pendeknya kedipan, lebih mudahnya dihitung saja jumlah kedipannya. Kode kedip ditunjukkan dengan cara:
- Kode kedip menggunakan LED merah, kalo hijau yang berkedip mungkin bukan kode kedip.
- Sebagai gambaran (gunakan imajinasimu), kode kedip 4 akan ditunjukkan sebagai berikut : lampu led menyala 4 kali (lamanya kira2 200ms setiap menyala--kira2 seperempat detik--), kemudian jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) -- menyala/kedip lagi 4 kali --> jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) --> kedip lagi 4 kali ........ begitu seterusnya.
Sedangkan jenis kode kedipnya beserta jenis kerusakannya sebagai berikut (berdasarkan pengalaman penulis), sebagai berikut :
- Kedip 1 kali : bus data error mungkin disebabkan program gagal dalam membaca memory atau bus data (SDA, SCL).
- Kedip 3 kali : Jungle (osc horisontal, vertikal), bisa juga disebabkan karena x-ray (ABL).
- Kedip 4 kali : Sinkronisasi gagal, video/raster tidak terdeteksi, VIF. Switch AV perlu diperhatikan.
- Kedip 6 kali : Internal peripheral, nicam, SIF. Disebabkan data service yang tidak sesuai.
- Kedip 7 kali : internal setting, format signal, setting decoder. Disebabkan data service yang tidak sesuai.
- Kedip 8 kali : Tuner (gagal mengeset frekuensi tuner atau tuner tidak terdeteksi), juga bisa disebabkan peripheral luar (misalnya AN5891K, M52797SP) karena bus terganggu.
catatan: untuk kedip 2 dan 5 (atau kedip lainnya), penulis belum pernah menjumpai (jika ada yang pernah menjumpai mohon kontribusinya).
TIPS PERBAIKAN SASIS INI
- Jika tv dinyalakan langsung merah (tanpa kedip), cek trafo FB, tegangan-tegangan vital, R625 (SMD) nilainya 180K, dari jalur 180V.
- Jika kedip 1 s/d 4, langkahnya : operasi semua solderan, kalo perlu disolder ulang. Lebih-lebih pada R dan C SMD dibawah ic Vertikal. Kalau belum manjur, ada komponen yang rusak seputar rangkaian Jungle, pin yang perlu dicek : pin 21 (Vdrive A), pin 22 (VdriveB), pin 33 beserta rangkaian hor drive. Tegangan-tegangan vital perlu juga dicek.
- Jika kedip 4 keatas, masuk saja ke service mode. TV akan menyala dan sempat untuk mengecek tegangan-tegangan. Kalo perlu ubah setting service mode. (tulis dulu setting awalnya, sebelum melakukan perubahan).
- Jika kode kedip berubah-ubah, misalnya ketika dinyalakan berkedip 8 kali trus dimatikan, dinyalakan lagi ternyata kedipnya berubah jadi 4 kali, yang perlu dicek adalah jalur bus data (SDA, SCL). Pada Wonder, cek dua zener 5V (D302, D303) lokasinya dekat dengan AN5891.
- Sebelum berniat untuk menyolder, sebaiknya cek dulu data service modenya.
- Dengan memahami tahapan Self Test, akan lebih mudah mengetahui letak kerusakannya.
Jika ada kekurangan/kesalahan, mohon koreksi dan kontribusi rekan-rekan. Terima Kasih.
ZAENAL
Langganan:
Postingan (Atom)
DATA IC
Arsip Blog
-
►
2011
(8)
- ► Agustus 2011 (1)
- ► November 2011 (1)
- ► Desember 2011 (6)
-
►
2012
(24)
- ► Januari 2012 (2)
- ► Februari 2012 (1)
- ► Maret 2012 (8)
- ► April 2012 (3)
- ► September 2012 (2)
- ► November 2012 (3)
- ► Desember 2012 (2)
-
▼
2013
(12)
- ► Januari 2013 (3)
- ► Maret 2013 (1)
- ► September 2013 (1)
- ► Desember 2013 (3)
-
►
2014
(10)
- ► Januari 2014 (3)
- ► Maret 2014 (3)
- ► Agustus 2014 (2)
- ► September 2014 (2)
-
►
2015
(2)
- ► Agustus 2015 (2)
-
►
2016
(13)
- ► Agustus 2016 (2)
- ► September 2016 (3)
- ► Oktober 2016 (1)
- ► November 2016 (1)
-
►
2018
(2)
- ► April 2018 (1)
- ► September 2018 (1)
-
►
2019
(3)
- ► Agustus 2019 (1)
- ► November 2019 (1)